Ketemu lagi dengan artikelku yang
baru, sekarang aku akan bercerita tentang perjuanganku saat melahirkan bayi
prematur, emang berat tapi semua dapat aku lalui dengan semangat karena
hadirnya pangeran kecilku yuk simak ceritanya.
Saat
tau hamil lagi setelah 2x keguguran aku benar2 bahagia, namun hari-hariku
selalu dilalui dengan perasaan was-was apalagi saat usia kandungan memasuki 9w
aku mengalami flek coklat selama 3 hari, semua terasa hancur karena melihat
pengalaman 2x keguguran yang aku alami aku yakin kalau kehamilan kali ini pasti
akan berakhir, tapi ternyata Allah SWT berkehendak lain anakku tetap bertahan
dengan segala upaya, obat2 penguat yang aku konsumsi akhirnya janin kecil itu
dapat tumbuh dengan sempurna, tapi tetap saja hari-hari saat kehamilanku aku
lalui dengan penuh rasa takut, mimpi2 buruk selalu datang mengganggu, tiap hari
harus menangis dan menangis membayangkan kehilangan janin dalam
kandunganku,semua aku jalani selama 7 bulan kehamilanku.
Saat
usia kandungan memasuki 5 bulan aku merasa ada yang aneh dengan cairan yang
keluar melalui miss V, cairan bening yang keluar tampa bisa ditahan, kata orang
seperti ngompol, tampa berpikir panjang secepatnya aku pergi ke Puskesmas,
berdasarkan keluhan yang aku alami akhirnya aku dirujuk ke Rumah Sakit, secepatnya
aku kerumah sakit disana baru ketahuan kalau cairan tersebut adalah cairan
ketuban, kata dokternya ketuban merembes, aku harus diopname, dan diberi
antibiotik, pikiranku semakin kacau, takut terjadi sesuatu dengan anakku, 1
malam aku diopname besoknya baru diperbolehkan pulang, kata dokter berdasarkan
hasil USG anakku masih aktif dan air ketubannya masih cukup, sedikit lega
mendengarnya walaupun tetap buat aku khawatir, masih 4 bulan lagi anakku harus
bertahan dengan kehamilan yang penuh masalah seperti ini.
Hari-hari
berlalu dengan penuh rasa cemas, tiba saatnya aku harus mengahadapi perjuangan
yang penuh dengan airmata, waktu itu usia kandunganku 33w3d (7 bulan 26 hari)
aku masih sempat ikut kegiatan kantor di hotel, saat bangun dari tempat duduk
ada yang aneh di tempat dudukku, “kok basah” pikirku, ada apa ini, langsung aku
ke Toilet disitu baru aku menyadari kalau aku ngompol lagi dan kali ini cukup
banyak, tampa berkata2 aku langsung kerumah sakit, langsung di opname karena
dah jelas itu air ketuban, dokter datang dan langsung menyuntikan obat untuk
mematangkan paru-paru janin, malam yang panjang tampa bisa memejamkan mata aku
terus menangis berdoa berharap yang terbaik untuk anakku, apalagi waktu itu
suamiku sedang keluar kota, aku benar benar sendiri, semalaman tidak bisa
tidur, hanya berusaha tuk merasakan
tendangan anakku agar aku tau ia masih bertahan.
Keesokan harinya berdasarkan
hasil tes aku diijinkan pulang, tapi harus melakukan USG di tempat praktek
dokter, hati terasa senang karena bisa pulang, apalagi suamiku juga udah pulang
dari daerah jadi bisa menjemput aku, semua perlengkapan selama dirumah sakit
sudah dibawa pulang, tinggal nunggu antrian ditempat praktek dokter, sungguh
bagai petir menyambar waktu dokter mengatakan, “ibu malam ini juga harus sc
karena air ketuban habis, dan terjadi pengapuran plasenta” hati yang tadinya
senang karena dinyatakan sehat dan bisa pulang berubah panik, perasaan tak
menentu antara senang sebentar lagi bisa bertemu sidedek tapi khawatir apakah
sidedek bisa bertahan dengan usianya yang masih 33w4d, antar sedih dan senang,
banyak pertanyaan yang aku tanyakan pada dokter “Bagaimana apakah anakku bisa
hidup diluar kandungan?” “ apakah paru2nya sudah bisa menghirup udara luar?” “
apakah berat badannya sudah cukup untuk bisa bertahan?” dokter Cuma bisa
menjawab saya usahakan yang terbaik bu’.
Pukul
19.00 wit saya langsung cek-in ke rumah sakit, saat itu juga langsung dilakukan
persiapan untuk operasi, perawat langsung memasang infus, keteter dan baju
perlengkapan untuk operasi yang direncanakan dilaksanakan pada pukul 23.00 wit,
4 jam aku berada ditempat tidur menunggu giliran dioperasi, tak henti2nya aku
berdoa “Ya Allah selamatkan anakku, ambillah nyawaku sebagai ganti nyawa
anakku, tolong selamatkan dia Ya Allah” doa terus aku panjatkan, anakku terus
menendang dengan kaki kecilnya didalam perutku, tepat pukul 23.00 wit, hatiku
mulai tidak karuan, ternyata operasiku ditunda karena ada pasien yang mendadak
dioperasi karena hamil diluar kandungan, jadwal yang baru aku dioperasi pukul
01.00 wit 2 jam lagi aku harus menunggu, waktu yang terasa lama dan sangat
menegangkan, suamiku, ibuku dan semua keluarga Cuma bisa memberi semangat, aku
benar2 takut kehilangan anakku.
Tepat
pukul 01.00 wit, dengan hati yang penuh ketakutan aku mulai diantar keruang
operasi, lampu2 sangat terang dengan peralatan operasi yang cukup lengkap,
dokter dan perawat yang menanganiku berjumlah 5 orang, aku Cuma bisa berdoa
bershalawat kepada Nabi, “Ya Allah semua aku serahkan padaMu”, bius telah
disuntikan ditulang belakang, 5 menit kemudian kaki sampai perutku mulai terasa
kaku, entahlah kapan dokter mulai membelah perutku yang aku tau terdengar suara
tangisan kecil, “Y Allah anakku telah lahir” iya anakku telah lahir dengan
jenis kelamin cowok, betapa senangnya hatiku mendengar suara tangisan pengeran
kecilku sampai tampa aku sadari airmata telah jatuh dipipiku, tapi aku kembali
panik karena suara tangisan itu menghilang “ dimana anakku, apa yang terjadi?”
aku bertanya2 apa yang terjadi kenapa suara tangisannya menghilang, ada apa
dengan anakku? Aku mulai bertanya pada dokter yang ada disebelahku “ dok anakku
dimana? Apa yang terjadi” dokter Cuma menjawab “ tenang bu lagi dibersihkan,
disini dingin jadi dia diluar aj” ada rasa senang tapi ada rasa khawatir karena
belum melihat anakku, dimana dia? Rasanya aku ingin bangun dan keluar agar aku
dapat segera melihat anakku, tapi aku tak berdaya aku hanya bisa menunggu
menunggu dan menunggu, ½ jam kemudian seorang perawat masuk membawa anakku yang
telah diselimuti “bu ini anak ibu” lalu dia membiarkan aku menciumnya, pertama
kali aku mencium anakku, air mataku jatuh dipipiku tangisan bahagia aku bisa
melihat anakku, tapi semua itu belum berakhir ini baru awal dari perjuanganku.
Setelah
selesai dioperasi aku kembali keruanganku berharap bisa bertemu anakku tapi
ternyata tidak anakku harus diobservasi karena terlahir prematur, 2 hari aku
harus menunggu untuk bisa melihat anakku, selama 2 hari anakku hanya diberi
susu formula karena asiku yang belum ada, aku hanya bisa menangis dikamarku
saat mendengar tangisan anakku tampa aku bisa melihatnya, betapa paniknya aku
waktu tau kalau anakku harus dipasangkan O2 karena belum bisa bernapas
sempurna, aku benar2 tidak bisa tidur dengan nyenyak, hari ke 3 aku berusaha
bangkit, walau masih terasa sakit akibat bekas operasiku tapi aku berusaha tuk
bangun dan pergi tuk melihat anakku, saat tiba dipintu ruangan bayi aku tak
kuasa menahan tangis ku melihat keadaan anakku terbaring lemah didalam box kaca
yang dihangatkan dengan lampu2, dengan selang O2 dipasang dihidungnya, “
sayang, anakku kamu harus bertahan nak” aku hanya bisa menangis menatapnya,
memegang kaca box yang membatasi aku dengan anakku, dengan tubuhnya yang sangat
kecil anakku mencoba untuk bertahan, (terima kasih bagas kamu mampu bertahan
untuk hidup bersama mama, mama janji akan memberikan yang terbaik untukmu
sayang), 4 hari berlalu, aku belum bisa menggendong anakku, memeluknya aku
hanya bisa membelai pipinya, saat ia menangis aku juga ikut menangis.
Siang
itu saat selang O2nya dilepas, dengan penuh pengharapan aku memohon pada
perawat untuk dapat menggendongnya dan memberinya Asi langsung dari payudaraku,
dan akhirnya aku diijinkan untuk menyusui anakku, bagaikan mendapat hadiah
terindah, aku langsung menggedong anakku memposisikannya agar dia bisa menyusui
dan “ Ya Allah anakku mulai menyusui” tangisan bahagia keluar dari air mataku,
aku benar2 bahagia serasa Allah memberiku hadiah terintah dan termahal didunia
ini, pengalaman pertama menyusui aku lalui dengan linangan air mata bahagia,
dan aku berharap ini akan terulang lagi terus terulang lagi.
Sampai
disini dulu yah, nanti baru dilanjutkan dengan Artikel Susah Senang Merawat Bayi Prematur, terima kasih y atas
kunjungannya.
(Jika ada kesalahan dalam penulihasan harap
dimengerti berhubung sedang belajar menulis artikel)