3 hadiah terindah: PERJUANGAN MELAHIRKAN BAYI PREMATUR.

Rabu, 31 Juli 2013

PERJUANGAN MELAHIRKAN BAYI PREMATUR.



Ketemu lagi dengan artikelku yang baru, sekarang aku akan bercerita tentang perjuanganku saat melahirkan bayi prematur, emang berat tapi semua dapat aku lalui dengan semangat karena hadirnya pangeran kecilku yuk simak ceritanya.
           
            Saat tau hamil lagi setelah 2x keguguran aku benar2 bahagia, namun hari-hariku selalu dilalui dengan perasaan was-was apalagi saat usia kandungan memasuki 9w aku mengalami flek coklat selama 3 hari, semua terasa hancur karena melihat pengalaman 2x keguguran yang aku alami aku yakin kalau kehamilan kali ini pasti akan berakhir, tapi ternyata Allah SWT berkehendak lain anakku tetap bertahan dengan segala upaya, obat2 penguat yang aku konsumsi akhirnya janin kecil itu dapat tumbuh dengan sempurna, tapi tetap saja hari-hari saat kehamilanku aku lalui dengan penuh rasa takut, mimpi2 buruk selalu datang mengganggu, tiap hari harus menangis dan menangis membayangkan kehilangan janin dalam kandunganku,semua aku jalani selama 7 bulan kehamilanku.

            Saat usia kandungan memasuki 5 bulan aku merasa ada yang aneh dengan cairan yang keluar melalui miss V, cairan bening yang keluar tampa bisa ditahan, kata orang seperti ngompol, tampa berpikir panjang secepatnya aku pergi ke Puskesmas, berdasarkan keluhan yang aku alami akhirnya aku dirujuk ke Rumah Sakit, secepatnya aku kerumah sakit disana baru ketahuan kalau cairan tersebut adalah cairan ketuban, kata dokternya ketuban merembes, aku harus diopname, dan diberi antibiotik, pikiranku semakin kacau, takut terjadi sesuatu dengan anakku, 1 malam aku diopname besoknya baru diperbolehkan pulang, kata dokter berdasarkan hasil USG anakku masih aktif dan air ketubannya masih cukup, sedikit lega mendengarnya walaupun tetap buat aku khawatir, masih 4 bulan lagi anakku harus bertahan dengan kehamilan yang penuh masalah seperti ini.

            Hari-hari berlalu dengan penuh rasa cemas, tiba saatnya aku harus mengahadapi perjuangan yang penuh dengan airmata, waktu itu usia kandunganku 33w3d (7 bulan 26 hari) aku masih sempat ikut kegiatan kantor di hotel, saat bangun dari tempat duduk ada yang aneh di tempat dudukku, “kok basah” pikirku, ada apa ini, langsung aku ke Toilet disitu baru aku menyadari kalau aku ngompol lagi dan kali ini cukup banyak, tampa berkata2 aku langsung kerumah sakit, langsung di opname karena dah jelas itu air ketuban, dokter datang dan langsung menyuntikan obat untuk mematangkan paru-paru janin, malam yang panjang tampa bisa memejamkan mata aku terus menangis berdoa berharap yang terbaik untuk anakku, apalagi waktu itu suamiku sedang keluar kota, aku benar benar sendiri, semalaman tidak bisa tidur,  hanya berusaha tuk merasakan tendangan anakku agar aku tau ia masih bertahan.
Keesokan harinya berdasarkan hasil tes aku diijinkan pulang, tapi harus melakukan USG di tempat praktek dokter, hati terasa senang karena bisa pulang, apalagi suamiku juga udah pulang dari daerah jadi bisa menjemput aku, semua perlengkapan selama dirumah sakit sudah dibawa pulang, tinggal nunggu antrian ditempat praktek dokter, sungguh bagai petir menyambar waktu dokter mengatakan, “ibu malam ini juga harus sc karena air ketuban habis, dan terjadi pengapuran plasenta” hati yang tadinya senang karena dinyatakan sehat dan bisa pulang berubah panik, perasaan tak menentu antara senang sebentar lagi bisa bertemu sidedek tapi khawatir apakah sidedek bisa bertahan dengan usianya yang masih 33w4d, antar sedih dan senang, banyak pertanyaan yang aku tanyakan pada dokter “Bagaimana apakah anakku bisa hidup diluar kandungan?” “ apakah paru2nya sudah bisa menghirup udara luar?” “ apakah berat badannya sudah cukup untuk bisa bertahan?” dokter Cuma bisa menjawab saya usahakan yang terbaik bu’.

            Pukul 19.00 wit saya langsung cek-in ke rumah sakit, saat itu juga langsung dilakukan persiapan untuk operasi, perawat langsung memasang infus, keteter dan baju perlengkapan untuk operasi yang direncanakan dilaksanakan pada pukul 23.00 wit, 4 jam aku berada ditempat tidur menunggu giliran dioperasi, tak henti2nya aku berdoa “Ya Allah selamatkan anakku, ambillah nyawaku sebagai ganti nyawa anakku, tolong selamatkan dia Ya Allah” doa terus aku panjatkan, anakku terus menendang dengan kaki kecilnya didalam perutku, tepat pukul 23.00 wit, hatiku mulai tidak karuan, ternyata operasiku ditunda karena ada pasien yang mendadak dioperasi karena hamil diluar kandungan, jadwal yang baru aku dioperasi pukul 01.00 wit 2 jam lagi aku harus menunggu, waktu yang terasa lama dan sangat menegangkan, suamiku, ibuku dan semua keluarga Cuma bisa memberi semangat, aku benar2 takut kehilangan anakku.

            Tepat pukul 01.00 wit, dengan hati yang penuh ketakutan aku mulai diantar keruang operasi, lampu2 sangat terang dengan peralatan operasi yang cukup lengkap, dokter dan perawat yang menanganiku berjumlah 5 orang, aku Cuma bisa berdoa bershalawat kepada Nabi, “Ya Allah semua aku serahkan padaMu”, bius telah disuntikan ditulang belakang, 5 menit kemudian kaki sampai perutku mulai terasa kaku, entahlah kapan dokter mulai membelah perutku yang aku tau terdengar suara tangisan kecil, “Y Allah anakku telah lahir” iya anakku telah lahir dengan jenis kelamin cowok, betapa senangnya hatiku mendengar suara tangisan pengeran kecilku sampai tampa aku sadari airmata telah jatuh dipipiku, tapi aku kembali panik karena suara tangisan itu menghilang “ dimana anakku, apa yang terjadi?” aku bertanya2 apa yang terjadi kenapa suara tangisannya menghilang, ada apa dengan anakku? Aku mulai bertanya pada dokter yang ada disebelahku “ dok anakku dimana? Apa yang terjadi” dokter Cuma menjawab “ tenang bu lagi dibersihkan, disini dingin jadi dia diluar aj” ada rasa senang tapi ada rasa khawatir karena belum melihat anakku, dimana dia? Rasanya aku ingin bangun dan keluar agar aku dapat segera melihat anakku, tapi aku tak berdaya aku hanya bisa menunggu menunggu dan menunggu, ½ jam kemudian seorang perawat masuk membawa anakku yang telah diselimuti “bu ini anak ibu” lalu dia membiarkan aku menciumnya, pertama kali aku mencium anakku, air mataku jatuh dipipiku tangisan bahagia aku bisa melihat anakku, tapi semua itu belum berakhir ini baru awal dari perjuanganku.

            Setelah selesai dioperasi aku kembali keruanganku berharap bisa bertemu anakku tapi ternyata tidak anakku harus diobservasi karena terlahir prematur, 2 hari aku harus menunggu untuk bisa melihat anakku, selama 2 hari anakku hanya diberi susu formula karena asiku yang belum ada, aku hanya bisa menangis dikamarku saat mendengar tangisan anakku tampa aku bisa melihatnya, betapa paniknya aku waktu tau kalau anakku harus dipasangkan O2 karena belum bisa bernapas sempurna, aku benar2 tidak bisa tidur dengan nyenyak, hari ke 3 aku berusaha bangkit, walau masih terasa sakit akibat bekas operasiku tapi aku berusaha tuk bangun dan pergi tuk melihat anakku, saat tiba dipintu ruangan bayi aku tak kuasa menahan tangis ku melihat keadaan anakku terbaring lemah didalam box kaca yang dihangatkan dengan lampu2, dengan selang O2 dipasang dihidungnya, “ sayang, anakku kamu harus bertahan nak” aku hanya bisa menangis menatapnya, memegang kaca box yang membatasi aku dengan anakku, dengan tubuhnya yang sangat kecil anakku mencoba untuk bertahan, (terima kasih bagas kamu mampu bertahan untuk hidup bersama mama, mama janji akan memberikan yang terbaik untukmu sayang), 4 hari berlalu, aku belum bisa menggendong anakku, memeluknya aku hanya bisa membelai pipinya, saat ia menangis aku juga ikut menangis.   

            Siang itu saat selang O2nya dilepas, dengan penuh pengharapan aku memohon pada perawat untuk dapat menggendongnya dan memberinya Asi langsung dari payudaraku, dan akhirnya aku diijinkan untuk menyusui anakku, bagaikan mendapat hadiah terindah, aku langsung menggedong anakku memposisikannya agar dia bisa menyusui dan “ Ya Allah anakku mulai menyusui” tangisan bahagia keluar dari air mataku, aku benar2 bahagia serasa Allah memberiku hadiah terintah dan termahal didunia ini, pengalaman pertama menyusui aku lalui dengan linangan air mata bahagia, dan aku berharap ini akan terulang lagi terus terulang lagi.

            Sampai disini dulu yah, nanti baru dilanjutkan dengan Artikel Susah Senang Merawat Bayi Prematur, terima kasih y atas kunjungannya.

 (Jika ada kesalahan dalam penulihasan harap dimengerti berhubung sedang belajar menulis artikel)

7 komentar:

  1. Sedih bnget bacanya, tanpa sadar air mata aku mengalir deras teringat anakku yg pertama lahir dgn premature usia 34 w, 6 hari dia hanya bsa bertahan stelah itu dia meninggalkan aku dan suami utk slama-lamanya, setelah menunggu 15 bulan aku akhirnya hamil lg dan skrg UK 5 w, tp saat ini aku mengalami flek coklat, trs terang aku takut sekali trjdi hal2 yg tdk dhrpkn, mhon do'anya ya bund mga smuanya an baik2 sja,, salam knal

    BalasHapus
  2. maaf y bund klo cerita aku bt bunda sedih, emang anak bunda meninggal kenapa? pasti didoakan bund semoga kandungannya sehat2 saja yah

    BalasHapus
  3. Anakku meninggal karena paru2 nya tdk bekerja sempurna, bisa menghirup udara tp tdk bsa ngeluarinnya, dan sepertinya keracunan air ketuban karna pd waktu lahir air ketubannya sudah hijau karena terlalu lama ddlm perut pdahal air ketuban sdh bnyak keluar,, dan kehamilan ke2 ini sya mengalami keguguran di UK 6 w,, mhon do'anya bund smga Allah secepatnya memberikan penggantinya karena sya Sudan sngat merindukan hadirnya Buah hati stelah 3 tahun pernikahan kami

    BalasHapus
  4. hayuuuuks bu di simak juga cara cara mengecilkan perut setelah melakukan proses melahirkan

    BalasHapus
  5. Ibu Mariyati, boleh tau berat badan sikecil waktu lahir?

    BalasHapus
  6. Ibu Mariyati, boleh tau berat badan sikecil waktu lahir?

    BalasHapus